Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi mengatakan, bantuan pangan beras efektif dalam menahan laju inflasi beras secara nasional.
Mengacu data milk Badan Pusat Statistik (BPS), ia mengatakan selama periode penyaluran bantuan pangan beras tahap pertama, grafik inflasi beras secara bulanan di April sampai Juli terlihat menurun.
Lalu untuk penyaluran bantuan pangan beras tahap kedua yang dimulai September, grafik inflasi beras disebut mengalami penurunan pada Oktober.
"Ini berarti efektivitas bantuan pangan beras terhadap pengendalian inflasi cukup signifikan,” kata Arief dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) Komisi IV DPR RI, dikutip dari keterangan tertulis, Kamis (9/11/2023).
Menurut data BPS, inflasi beras secara bulanan pada September 2023 tercatat sebesar 5,61 persen dengan andil 0,18 persen.
Selanjutnya pada Oktober 2023 mengalami penurunan menjadi 1,72 persen dengan andil 0,06 persen.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) pun telah memutuskan bahwa penyaluran bantuan pangan beras akan dilanjutkan sampai Juni 2024.
“Ini akan melalui 2 tahap, yaitu pada Januari sampai Maret dan April sampai Juni," kata Arief.
"Tentunya kami bersama Bulog akan mempersiapkan stok CBP (Cadangan Beras Pemerintah)," lanjutnya.
Ia mengatakan, proyeksi stok CBP di akhir tahun 2023 diperkirakan sebesar 1,2 juta ton.
"Lalu dengan adanya kepastian penyaluran bantuan pangan tahun 2024 sampai 6 bulan, estimasi stok akhir tahun 2024 masih dapat mencapai 1,17 juta ton," ungkap Arief.
Guna mencukupi stok level di Bulog, ia menekankan bahwa produksi pangan dalam negeri itu nomor satu.
Sedangkan untuk impor, Arief mengatakan pihaknya telah melihat proyeksi ke depan, sehingga dipersiapkan agar stok CBP cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.
Penyerapan beras produksi nasional akan dilakukan dalam waktu pendek, yaitu April-Mei 2024 dan dilakukan oleh Bulog.
Penyerapan dilakukan dalam waktu pendek agar harga di petani tidak jatuh. Sebab, biasanya saat panen raya harganya jatuh.
"Bulog memang harus serap sebanyak-banyaknya saat panen raya. Lalu, stok digelontorkan ke masyarakat dalam bentuk bantuan pangan beras," kata Arief.
Lebih lanjut, total keluarga yang akan menerima bantuan pangan beras tahun depan diusulkan menggunakan data Pensasaran Percepatan Penghapusan Kemiskinan Ekstrem (P3KE) Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK).
Menurut data tersebut, ada sebanyak 22.004.077 Keluarga Penerima Manfaat (KPM). Jumlah bantuan masih berupa sebanyak beras 10 kg yang diberikan tiap bulannya.
Sumber : TribunNews.Online
Tidak ada komentar:
Posting Komentar