Iklan

DAFTAR WARTAWAN DISINI oleh redaksi investigasi
Selasa, 05 September 2023, September 05, 2023 WIB
Last Updated 2023-09-05T03:23:34Z
Politik

Reaksi Ponpes NU Banyuwangi atas Duet Anies-Cak Imin

 



Surabaya, TwitTwit - Majunya Ketum PKB Muhaimin Iskandar atau Cak Imin mendampingi Anies Baswedan di Pilpres 2024 direspos sejumlah pihak. Tak terkecuali dari sejumlah Ponpes NU di Banyuwangi yang ikut bereaksi.

Sebelumnya, deklarasi duet Anies-Cak Imin telah digelar di Surabaya, Sabtu (2/9). Hal ini masih menjadi perbincangan hangat di lingkungan ponpes Bumi Blambangan.

Sekretaris Umum Pondok Pesantren Darussalam Blokagung Ahmad Munib Syafaat mengaku kaget dengan deklarasi Anies-Cak Imin yang tergolong mendadak. Padahal dalam perjalanannya, Cak Imin lebih intens menjalin komunikasi dengan Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto.


"Secara naluri kaget karena kami tahunya Gus Muhaimin komunikasinya lebih ke Pak Prabowo. Tapi ini momentum dan kesempatan," ucap Gus Munib, Senin (4/9/2023).

Baca juga:
Respons Sejumlah Ponpes NU di Banyuwangi Usai Cak Imin Jadi Cawapres Anies
Meski demikian, sebagai ponpes berlatar belakang NU, mereka akan tetap mendukung PKB. Dukungan ini karena NU dan PKB memiliki kaitan dan sejarah yang erat.

Gus Munib juga mendoakan agar langkah politik Cak Imin bisa memberikan keberkahan untuk semua.

"Secara keluarga besar, kami mendukung atas langkah majunya Pak Anies dan Gus Muhaimin ini. Mudah-mudahan pasangan ini menjadi barokah buat kita semua," imbuhnya.

Sementara itu, pendiri sekaligus pengasuh Ponpes Sabilurrosyad, Muncar, Ahmad Hadi Sholihan menyebut, antara PKB dan NU tak bisa dipisahkan.

Menurutnya, PKB dilahirkan dari rahim NU serta dibesarkan oleh kiai-kiai NU. Sehingga, warga NU tak melihat siapa sosok yang menakhodai PKB. Bagi warga NU, PKB adalah ideologi sekaligus wadah menyampaikan aspirasi politik.


"Bagi kita, terutama yang pesantren-pesantren seperti ini di warga NU yang kultural seperti kita ini, melihat PKB itu di ideologi. Jadi bukan kepada siapa. Saya kira ke manapun arah PKB itu berlabuh, maka kita tetap menjadi militan PKB," tutur ulama yang akrab disapa Gus Hadi kepada detikJatim.


Menanggapi isu perpecahan dan perselisihan di tubuh NU, Gus Hadi memastikan hal tersebut tidak akan menggoyahkan konstituen NU. Menurutnya, hal itu sudah biasa dan kerap menjadi dinamika yang justru melahirkan sebuah gagasan besar.


"Seperti itu biasa, tapi hanya digoreng saja. Apalagi tahun politik begini, kan lebih enak nggorengnya, kami menanggapinya slow," kata Gus Hadi.


"NU itu bukan alat politiknya PKB, tapi dengan historis lahirnya PKB saya melihat bahwa PKB ini wadah aspirasi bagi warga Nahdliyin untuk mewadahi kepentingan warga Nahdliyin yang pada kala itu tidak terpenuhi secara kepentingan politik," sambungnya.


Lebih lanjut ia menyatakan, sebagai anak saleh yang dilahirkan dari rahim NU, PKB tentunya harus patuh pada ayah dan ibunya.


"Yang namanya anak saleh, apapun yang dilakukan atau yang diharapkan oleh kedua orang tua itu harusnya mikul duwur mendem jeru (memikul tinggi-tinggi, memendam dalam-dalam) menjunjung tinggi apapun yang disampaikan oleh orang tuanya," pungkasnya.


Sumber : DetikNews.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar